Wirobrajan (Jawa: ꦮꦶꦫꦧꦿꦗꦤ꧀, translit. Wirabrajan) adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Kelurahan Wirobrajan terbagi dalam 2 Kampung yaitu Kampung Wirobrajan dan Kampung Ketanggungan

1. Wirobrajan

Nama Wirobrajan berasal dari kata Wira yang berarti berani dan Braja berarti tajam. Dapat diartikan suatu prajurit yang sangat berani dalam melawan musuh dan tajam panca inderanya. Prajurit Wirabraja ini sangat khas dengan seragam merah-merahnya, sehingga sering disebut Prajurit Lombok Abang.

Panji-panji Prajurit Wirabraja adalah Gula Klapa, berbetuk empat persegi panjang dengan warna dasar putih dan setiap sudut dihiasi dengan centhung merah seperti kuku Bima. Di tengahnya ada segi empat berwarna merah dengan segi delapan berwarna putih ditengah-tengahnya

2. Ketanggungan

Nama Ketanggung ini berasal dari kata dasar tanggung, yang maknanya adalah pasukan dengan tanggung jawab sangat besar. Panji-panji atau bendera Prajurit Ketanggung adalah Cakra-swandana, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya terdapat bambar bintang segi enam dengan warna putih.

Cakra-swandana sendiri berasal dari kata Cakra yang berarti senjata berbentuk roda bergerigi dan Swandana yang berarti kendaraan. Dengan kata lain bermakna pasukan yang membawa senjata cakra yang membuat porak poranda musuh. Kampung Ketanggungan berada di wilayah administrasi Kelurahan Wirobrajan, Kecamatan Wirobrajan.

Bregada Wirabraja

Nama Bregada Wirabraja berasal dari kata wira dan braja. Kata wira berarti berani, dan braja berarti tajam. Secara filosofis Wirabraja berarti prajurit yang sangat berani dan tajam panca inderanya. Mereka selalu peka dengan keadaan, pantang menyerah dalam membela kebenaran, dan pantang mundur sebelum musuh dikalahkan.

Klebet prajurit Wirabraja adalah Gula-klapa. Berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar putih, pada setiap sudut dihias dengan chentung berwarna merah seperti ujung cabai merah (kuku Bima). Di tengahnya terdapat segi empat berwarna merah dan segi delapan berwarna putih pada bagian dalamnya. Gula-klapa berasal dari kata gula dan kelapa. Gula yang dimaksud adalah gula Jawa yang berwarna merah. Sedang kelapa berwarna putih. Klebet ini memiliki makna bahwa Wirabraja adalah pasukan yang berani membela kesucian dan kebenaran.

Senjata yang digunakan oleh anggota Bregada Prajurit Wirabraja adalah tombak (waos) dan senapan. Tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Slamet dan Kanjeng Kiai Santri dengan bentuk ujung (dapur) yang dinamakan Manggaran/ Catursara/ Crengkeng. Pada saat berjalan cepat (mars) Bregada Prajurit Wirabraja diiringi dengan Gendhing Dhayungan. Apabila berjalan lambat (lampah macak) akan diiringi dengan Gendhing Reta Dhedhali.

Bregada Ketanggung

Nama Bregada Ketanggung berasal dari kata tanggung yang mendapat awalan "ke-". Tanggung berarti beban atau berat. Sedangkan awalan "ke-" bermakna sangat. Secara filosofis Ketanggung bermakna pasukan dengan tanggung jawab yang sangat berat.

Klebet prajurit Ketanggung adalah Cakra-Swandana. Berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya terdapat bintang persegi enam berwarna putih. Cakra berarti senjata berbentuk roda bergerigi. Swandana berarti kendaraan atau kereta.

Klebet ini memiliki makna bahwa Ketanggung adalah pasukan yang membawa senjata dahsyat yang akan memporakporandakan musuh. Senjata yang digunakan oleh anggota Bregada Prajurit Ketanggung adalah tombak (waos) dan senapan. Tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Nenggala dengan bentuk ujung (dapur) yang dinamakan Nenggala. Pada saat berjalan cepat (mars), Bregada Prajurit Ketanggung diiringi dengan Gendhing Lintrikmas/Ricikanmas/Pragolamilir. Apabila berjalan lambat (lampah macak) akan diiringi dengan Gendhing Harjunamangsah dan Bimakurda.