Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Dalam Rangka Mendukung Gerakan

Mbah Dirjo merupakan singkatan dari Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja merupakan sebuah gerakan untuk mengajak masyarakat agar mengelola sampah organik melalui biopori baik secara mandiri, di tingkat rumah tangga, atau secara komunal, dengan biopori jumbo.

Program Mbah Dirjo ini adalah upaya untuk menekan tingkat pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Gerakan Mbah Dirjo ini dapat memberikan solusi darurat dalam penampungan sampah organik, yang selanjutnya akan dikelola secara bersama-sama. Inisiatif ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk membuang sampah organik mereka. 

Untuk mendukung kegiatan tersebut, maka Bank Sampah Kelurahan Wirobrajan mengadakan acara Pelatihan Pengolahan Sampah Anorganik ( Ecoenzym, Ember Tumpuk dan Biopori Jumbo ) di Gedung Serbaguna Kelurahan Wirobrajan.

Lurah Wirobrajan Sri Suwardani, S.Sos berharap gerakan ini dapat mengurangi jumlah sampah organik yang akhirnya harus dikirim ke beberapa depo. Dengan demikian, diharapkan dampak negatif akibat sampah organik dapat ditekan sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat. Selain itu, harapannya dengan gerakan akan menjadi solusi untuk mengatasi tumpukkan sampah organik di tingkat rumah tangga.

Dengan metode yang diusung oleh gerakan ini, sampah organik dapat bertahan hingga 3 minggu hingga 1 bulan. Hal ini berarti minimal terdapat dua tempat yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dalam pot jika sistem tersebut dapat berhasil dilaksanakan.